![]() |
| Belajar Internet Marketing Dari Nol Sampai Menghasilkan Uang |
Seringkali kalau Kita berpikir beli property tanpa uang saja, maka
pasti langsung salah jurusan, kenapa salah jurusan?, karena pikiran
kita akhirnya menggunakan hutang. Coba kita cerna pelan-pelan,
kalau tanpa uang saja maka pikiran kita begini, “bagaimana ya
supaya saya tidak perlu keluar uang?”, akhirnya menggunakan apa?...
uangnya Bank alias berhutang. lalu kita berpikir, “hore hebatlah
saya, inilah yang saya sebut tanpa uang”, ini namanya “teler”, ini
namanya tambah tua tambah berhutang, bukan “tanpa uang”, ini
namanya “bonjrot”, tetapi betapa banyak orang yang hidupnya
seperti ini, yaitu apa?, tambah tua tambah tenggelam dalam hutang.
Oleh karena itu ingat selalu dua prinsip yang harus dijalankan
bersama-sama, yaitu Tanpa Uang dan Tanpa Hutang. Coba kita
lihat kalau kita lupa salah satunya, apakah akibatnya?, semisal
sekarang kita langsung saja, guyonnya kita keluar jalan-jalan ke satu
jalan di Jakarta, kita jalan-jalan dan mau mencaplok properti berupa
Ruko, katakan kita ketemu ruko di Kelapa Gading, “lalu bagaimana
caranya ya mau mencaplok Ruko di Kelapa Gading tersebut?”, sedang
ruko disitu harganya tidaklah murah, ruko itu cukup mahal bagi
kebanyakan orang, maka caranya bagaimana?, cara kita yang
pertama adalah cari Orang tua kaya, ya ini tidak lucu, karena orang
tua tidak bisa dipilih kaya atau tidaknya, lalu cara yang kedua adalah
cari mertua kaya, lha ini juga sama “telernya”, meskipun terlihat ini
konyol, tetapi banyak juga orang yang gaya hidupnya seperti ini, ada
lagi jenis orang yang sama salahnya, dia mengatakan dirinya mandiri,
“saya tidak mau merepotkan mertua atau orangtua”, tetapi tenyata
dia mencari bapak keduanya yang kaya, yaitu “bank”, maksudnya
apa?, maksudnya adalah “berhutang”, jadi kalau ini namanya bukan
tanpa uang, tapi ini namanya berhutang, berarti orang ini lupa
dengan prinsip yang satu lagi, yaitu “tanpa hutang”.
Jadi konsekuensinya kalau kita ingat tanpa uang saja, tapi lupa
dengan tanpa hutang, maka akhirnya terjerumus ke dalam hutang.
Banyak sekali orang yang masih berusaha untuk hutang-hutang
terus, kalau perlu menipu bank supaya bisa dapat hutang yang
banyak, kalau dapat hutang yang banyak bisa buat membeli ruko,
bisa beli ini atau itu, kalau perlu modal bisnisnya dari hutang.
Karena itu saya menceritakan dua prinsip ini, yaitu Tanpa Uang
dan Tanpa Hutang, karena pikiran kita suka pendeknya saja, yaitu
di prinsip yang pertama saja, seolah-olah tanpa uang saja, Jadi sekali
lagi ingat dua prinsip ini “Tanpa Uang dan Tanpa Hutang”.
Kita harus menghindari jurus menggoreng rekening,
menghindari jurus menipu bank, dsb. Ada orang yang pernah
bertanya pada saya yang salah begini, “Pak, ajari Saya donk
bagaimana caranya supaya bisa minta hutang ke bank dan pasti
disetujui?”, “bagaimana mudah untuk mendapatkan hutang bank,
kalau perlu mendapatkan hutang bank yang pasti disetujui”, ini
adalah cita-cita yang salah, lain kali jangan pernah bercita-cita
“bagaimana melakukan trik-trik agar bisa menipu bank atau
membuat utang kita pasti disetujui, tetapi berpikirlah bagaimana
supaya tanpa hutang”.
Ada orang lain lagi yang datang pada Saya dengan pertanyaan
yang salah begini “Pak, bagaimana caranya supaya saya bisa
berhutang meski saya nggak punya jaminan?”, dengan kata lain yang
dimaksud jaminan disini adalah properti, karena jaminan yang paling
dinilai berharga adalah properti, pertanyaan tersebut bila
dikalimatkan lebih tegas maka akan menjadi seperti ini “bagaimana
supaya saya bisa berhutang dan pasti dapat persetujuan dari bank
meskipun saya tidak punya properti?”. Coba kita lihat, hidupnya dia
sungguh terbalik, penempatan katanya yang terbalik, ayo kita garis
bawahi sekarang, kata “Property” dan kata “hutang”, dia menaruhnya
begini “bagaimana bisa dapat hutang tanpa properti?”, hidupnya 180
derajat terbalik, seharusnya 2 (dua) kata itu ditukar tempatnya
sehingga cita-citanya menjadi seperti ini “bagaimana bisa
membeli properti tanpa hutang?”, jadi bukan mendapatkan
hutang tanpa properti.
Oleh karena itu kalau tanpa uang saja pikirannya pasti
berhutang. Coba kita lihat satu-satu, Kalau “Tanpa Uang Saja” berarti
pikirannya berhutang, tenggelam dalam hutang, kalau “Tanpa Hutang
Saja” pikirannya berarti menggunakan uang dari hasil gaji atau uang
dari hasil bisnis, ini juga salah sebagai “strategi” bukan salah sebagai
“hak”, kalau kita mau seperti itu ya silahkan, karena itu adalah gajigaji
kita sendiri, mau dipakai untuk membeli apapun ya terserah kita,
itu uang dari hasil bisnis saya sendiri, mau dipakai untuk apa ya
silahkan, tetapi sebagai “strategi” mencaplok properti, ini salah.
Nanti akan ada bab khusus yang menjelaskan tentang hal ini.
Orang yang cuma ingat tanpa uang saja tapi lupa dengan
tanpa hutang, maka akan terlihat bisnisnya besar tetapi hutangnya
jauh lebih besar, kelihatannya pendapatannya banyak, namun setiap
bulan keringatnya tersedot untuk membayar hutang, bahkan bisa
minus, waktu bisnisnya menang dia “menang”, namun waktu
bisnisnya kalah dia “kalah”, tidak mengunci resiko.
Kalau tanpa hutang saja tetapi pakai uang sendiri, maka
hasilnya menang kalah tetap kalah atau waktu menang dia menang,
waktu kalah dia kalah, dengan kata lain akan menimbulkan
pertanyaan yang seringkali kita dengar seperti ini “kalau saya tidak
berhutang terus kapan saya itu bisa membeli ruko?, terus kapan saya
bisa membeli properti?”, dari situlah kita tahu berarti cara berpikirnya
masih tambah tua tambah berhutang. ingat sekali lagi 2 (dua) prinsip
ini “Tanpa Uang dan Tanpa Hutang”....Seru?”
“STRATEGI MEMBELI RUKO TANPA UANG TANPA HUTANG”
©COPYRIGHT-2011 | CIPTO JUNAEDY

Layanan keuangan dan pinjaman @ 3%.
BalasHapusAnda membutuhkan pinjaman pribadi atau bisnis tanpa stres dan cepat
persetujuan pengembalian dana di mana saja di dunia. tolong hubungi kami melalui ini
email: felixdukeloanfirm@gmail.com
APLIKASI PINJAMAN
1. Anda memiliki nama lengkap Anda
2.Krajina
Alamat rumah
4. Tanggal lahir
5.Sex
6. profesi Anda:
7. Kartu iD valid Anda:
8.Telepon
9. Alamat email atau alamat email pribadi perusahaan Anda.
10. Jumlah pinjaman.
11. Durasi.
email kami di felixdukeloanfirm@gmail.com
Tuan Felix Duke